Langsung ke konten utama

Kenaikan Titik Didih - Kimia Fisika 1

LAPORAN PENDAHULUAN KIMIA FISIKA 1
PERCOBAAN 3
KENAIKAN TITIK DIDIH
Tekanan uap cairan adalah salah satu sifat penting larutan. Tekanan uap larutan juga penting dan bermanfaat untuk mengidentifikasi larutan. Dalam hal sistem biner, bila komponennya mirip ukuran molekul dan kepolarannya, misalnya benzen dan toluen, tekanan uap larutan dapat diprediksi dari tekanan uap komponennya. Hal ini karena sifat tekanan uap yang aditif. Bila larutan komponen A dan komponen B dengan fraksi mol masing-masing adalah xA dan xB berada dala kesetimbangan dengan fasa gasnya tekanan uap masing-masing komponen sebanding dengan fraksi molnya dalam larutan. Hubungan ini ditemukan oleh kimiawan Perancis Francois Marie Raoult (1830-1901) dan disebut dengan hukum Raoult. Untuk larutan yang mengikuti hukum Raoult, interaksi antara molekul individual kedua komponen sama dengan interaksi antara molekul dalam tiap komponen. Larutan semacam ini disebut larutan ideal. Apabila ke dalam suatu pelarut dilarutkan zat yang tidak mudah menguap, ternyata tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni.
Dalam hal ini uap jenuh larutan dapat jenuh dianggap hanya mengandung uap zat pelarut. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh . Jika tekanan uap jenuh pelarut murni dinyatakan dengan P° dan tekanan uap jenuh larutan dengan P, maka Raoult, menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut mempunyai efek menurunkan tekanan uap dari pelarut.
Adapun bunyi hukum Raoult yang berkaitan dengan penurunan tekanan uap adalah sebagai berikut:
a.       Penurunan tekanan uap jenuh tidak bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
b.      Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat yang dilarutkan.
c.       Penurunan tekanan uap jenuh larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (fraksi mol) dari zat terlarut semakin besar.
Tekanan uap suatu zat cair lebih tinggi dari tekanan uap jenuh larutan. Molekul - molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel - partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Sifat  koligatif  larutan  adalah  sifat  larutan  yang  tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami :
1.      Penurunan Tekanan Uap Jenuh, di mana pada  setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai  tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
2.      Kenaikan Titik Didih, di mana adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
3.      Penurunan Titik Beku,  titik beku larutan adalah temperature pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatannya. Larutan ini kan membeku pada temperature lebih rendah dengan padatannya.
4.      Tekanan Osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Contoh penerapan dari tekanan osmosis untuk mengontrol bentuk sel. Larutan- larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonis. Contohnya adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan insfus harus isotonis dengan cairan intrasel agar tidak terjadinya osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan. Contoh dari penuruan titik beku untuk menetukan massa molekul relative (Mr). Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
·         Muchsan, Abdul Afif. Penerapan Sifat Koligatif Larutani. http://kimiakehidupanku.blogspot.com/2012/10/07/penerapan-sifat-koligatif-larutan.html
·         Ratna, dkk. Sifat Koligatif Larutan. http://chem-is-try.org/2009/04/16/sifat-koligatif-larutan.html
·         Zulfikar. Penurunan Tekanan Uap Jenuh. http://chem-is-try.org/2010/08/22/penurunan-tekanan-uap-jenuh.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan n-Butil Bromida

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I I . NOMOR PERCOBAAN : VII II . NAMA PERCOBAAN : Pembuatan N-Butil Bromida III. TUJUAN PERCOBAAAN : 1. Agar mahasiswa dapat mensintesa suatu senyawa organik 2. Mahasiswa dapat memahami reaksi substitusi nukleofilik dalam pembuatan n-butil bromida. IV . DASAR TEORI Senyawa alkil halida telah banyak digunakan dalam penelitian dan bidang industry sebagai senyawa antara untuk menghasilkan senyawa-senyawa lain yang bermanfaat. N- butyl bromide termasuk senyawa alkil bromide primer yang dapat dibuat dari alcohol primer, yaitu n-butil alcohol (butanol) dengan mereaksikannya dengan natrium bromide dengan bantuan asm sulfat pekat dengan reaksi sebagai berikut :

PROPUNA

IV. Latar Belakang Propuna merupakan senyawa alkuna yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh, yang mana dalam tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap tiga di antara dua atom karbon yang berurutan. Untuk dapat membentuk ikatan rangkap tiga atau tiga ikatan kovalen diperlukan enak elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom karbon tersisa untuk mengikat atom hidrogen.

Panas Pelarutan - Kimia Fisika 1

LAPORAN PENDAHULUAN KIMIA FISIKA 1 PERCOBAAN 2 PANAS PELARUTAN Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis panas pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak berhingga, tetapi dalam prakteknya pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.   Kalor reaksi ditentukan dengan jalan mengukur banyaknya seluruh energi yang diserap oleh lingkungannya. Kalor yang diserap oleh air adalah hasil kali massa, kalor jenis, dan kenaikan suhu air. Kerja yang terjadi karena turunnya beban, mengakibatkan kenaikan energi-dalam dari air atau larutan lain yang digunakan, dan sebagai hasilnya terdapat peningkatan suhu cairan. Pada percobaan lain yang terpisah kenaikan suhu yang sama dihasilkan oleh perpindahan energi melalui kalor jumlah joule kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan suhu yan